Tweets Seputar Kereta

Masukkan email:

Tuesday, 5 August 2014

Menyusuri Eksotisme Pantai Selatan Pulau Jawa
(Pantai Sadranan, Pantai Slili, Pantai Indrayanti, Pantai Krakal)
               

Tiga hari setelah idul fitri 1435 H (Rabu 30 Juli 2014), segala ritual acara keluarga telah usai, mumpung masih di solo kami berencana untuk menyusuri pantai selatan Jawa yang katanya terkenal indah. Semula kami akan ke Pantai Indrayanti (atau nama resminya Pantai Pulang Syawal), tapi sesuai saran kerabat kami Pak Dhe Wawan, tujuan kami bergeser ke Pantai Sadranan. Mengapa ke Pantai Sadranan?. karena menurutnya Pantai Sadranan belum seterkenal Pantai Indrayanti sehingga masih relatif sepi. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari Pantai Indrayanti dan Pantai Krakal.  Jika ingin ke Pantai Indrayanti atau Krakal, kita bisa menyusuri sepanjang garis Pantai Sadranan menuju ke Pantai Indrayanti atau Krakal.


Pilihan Rute Surakarta – Pantai Indrayanti

Masih menurut Pak Dhe Wawan (plus ricek dengan Google maps. he..he..), dalam kondisi normal Pantai Sadranan/Krakal/Indrayanti dapat ditempuh sekitar 2 jam dari Solo melalui jalur Solo - Sukoharjo – Cawas –  Semanu – Krakal.  Kondisi jalan pada umumnya juga relatif baik, namun karena musim liburan, jalanan menuju tempat tempat wisata pantai selatan Pulau Jawa menjadi sangat padat bahkan macet total di beberapa tempat. Setelah hampir 5 jam akhirnya kami sampai juga di Pantai Sadranan.

Seperti dugaan kami berdasar kondisi jalan menuju pantai yang padat, maka suasana Pantai Sadranan hari itu cukup ramai, tapi tetap lebih ramai pengunjung di Pantai Indrayanti. Pantai Sadranan telah memiliki beberapa fasilitas yang cukup memadai, warung, tempat parkir, gazebo, payung pantai, kamar mandi, bahkan penginapan. Tarif untuk masuk pantai per orang adalah Rp.10.000, sedangkan parkir adalah Rp. 5.000.

Jika para pengunjung menginginkan untuk berpiknik bersama keluarga telah tersedia gazebo di pinggir pantai dengan ukuran sekitar 2,5 x 2,5 m yang disewakan seharga Rp 20.000 per gazebo.


Pantai Sadranan

                Pantai sadranan berpasir putih dengan air laut yang cukup jernih dan dangkal. Tidak seperti ombak di pantai di Laut Selatan pada umumnya, ombak di Pantai Sadranan relatif tenang. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sekitar 50 m dari bibir pantai terdapat gugusan karang yang berfungsi sebagai penghadang ombak alami. Dengan pasir putih, laut dangkal dan ombak yang tenang maka anak-anak dapat bermain dan berenang dengan cukup aman. 


Pantai Sadranan
Di antara Pantai Sadranan dan Indrayanti Indrayanti terdapat sebuah pulau karang yang cukup besar. Jika air laut surut di sore hari, kita dapat mencapai pulau karang tersebut dengan berjalan kaki, namun disarankan untuk tetap berhati-hati karena kondisi karang yang licin dan cukup tajam di beberapa tempat.


Pulau karang antara Pantai Sadranan dengan Pantai Indrayanti
               
                Berdasar info dari pemilik warung, jika kita ingin melihat view pantai secara keseluruhan, di sebelah barat Pantai Sadranan terdapat bukit dan gardu pandang yang dapat didaki melalui jalan setapak, namun sayang setelah kita kesana ternyata kondisi gardu pandang telah rusak, tidak terdapat atap tinggal puing-puing dan penuh dengan tulisan grafitti ababil...sayang. 


View Pantai Sadranan dari menara pandang
               
                Masih dari info pemilik warung juga, ternyata di Pantai Sadranan jika cuaca mendukung terdapat pemandangan sunset. Namun sayang karena di akhir bulan Juli posisi relatif matahari berada di utara garis khatulistiwa, sedangkan kita berada di pantai selatan Jawa maka pemandangan sunset menjadi banyak terhalang oleh daratan, tidak pada garis horizon.  


Sunset di Pantai Sadranan
               

Pagi hari di Pantai Sadranan

                Setelah menginap semalam di Pantai Sadranan, keesokan harinya kami berencana untuk menyusuri pantai-pantai di sekitar Pantai Sadranan yaitu Pantai Indrayanti, Pantai Slili dan Pantai Krakal. Sebagai tambahan informasi, telah terdapat beberapa penginapan sederhana di sekitar Pantai Sadranan yang dikelola oleh penduduk/pemilik warung setempat. Tarifnya berkisar antara Rp.100.000 sampai Rp.200.000 an semalam. Kami memilih penginapan “3 Dara” yang lokasinya dekat warung makan serta pantai, dan ternyata kebetulan harganya juga tidak mahal, hanya Rp.150.000 per malam, kita sudah mendapat rumah panggung plus bale-bale seluas ± 6 m2 dan kamar seluas ± 9 m2 dengan 2 bed berukuran sedang, kamar mandi dalam dan kipas angin..cukuplah..

                Pantai Indrayanti terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini menyajikan pemandangan pasir putih, bukit karang, dan air laut yang jernih. Seperti dugaan kami pengunjung di Pantai Indrayanti lebih ramai. Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang cukup memadai. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu.




Suasana malam ( sayang foto gak tajam.. males bawa tripod... :D )

                Kalau kita browsing di beberapa laman, penyebutan nama Pantai Indrayanti ternyata menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Dikarenakan nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat terlanjur menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemda setempat menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda Rp.10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh pengunjung secara sembarangan.

Pantai Indrayanti / Pantai Pulang Syawal
   
                Di antara Pantai Sadranan dengan Pantai Krakal terdapat pantai kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan Pantai Slili. Hal yang menarik dari Pantai Slili ini adalah airnya yang terasa payau dikarenakan terdapat beberapa sumber air yang muncul di antara pasir pantainya yang putih. Jika kita ke Pantai Slili saat pagi atau sore hari saat air masih surut, maka akan nampak batu-batu karang yang banyak ditumbuhi rumput laut berwarna kemerahan. Terlihat juga beberapa ikan serta kepiting kecil bersembunyi di balik batuan karang, cukup menarik.

Pantai Slili

Pantai Slili

                Pantai Terakhir yang kami jelajahi hari itu adalah Pantai Krakal. Pantai Krakal memiliki garis pantai yang sangat panjang, menurut kami yang paling panjang diantara ke empat pantai yang kami kunjungi. Hari itu pengunjungnya cukup ramai. di sepanjang pantai terdapat beberapa pohon cemara udang yang mengingatkan kami pada Pantai Lombang di Sumenep Madura.  Ombak di pantai Krakal cukup besar, sehingga disarankan agar berhati-hati jika ingin berenang di pantainya.

Pantai Krakal

                Sebenarnya masih terdapat beberapa spot menarik di sepanjang pantai Krakal, namun karena ramainya pengunjung membuat tidak mudah untuk mendapat foto pantai yang “bebas” dari “penampakan”.... :D
Pantai Krakal

bonus ketemu Capung Merah (Neurothemis ramburii) yang sudah mulai sulit ditemukan.. :D

                Setelah puas menjelajahi pantai dan untuk menghemat energi agar tidak kecapekan di jalan, kami putuskan untuk chek out dari pantai sekitar jam 10.30 WIB. Tujuan perjalanan kami selanjutnya masih cukup jauh yaitu kota Madiun melalui Wonogiri, Jatisrono, Ponorogo. Semoga catatan perjalanan kami di Pantai Sadranan, Indrayanti, Slili dan Krakal ini bermanfaat dan dapat memberi gambaran bagi pembaca yang merencanakan berkunjung kesana atau pantai-pantai lain di kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta;

Salam




0 comments:

Turut didukung oleh :