Bismillah..
Sejak kamis telah ada desas desus bahwa semarang terjadir banjir
hujan deras dan Rob(banjir laut), mendapat info dari @KAI121 kereta
jalur utara pun pada telat. Telat diatas rata2 yg gak karuan. Dan pada
hari jumat pun datang ketika itu tanggal 24 Januari 2014, akupun sudah
siap pulang dengan tiket
Matarmaja tambahan berangkat dari Pasar senen pukul 17.12 yg tertetara di tiket.
Jumat sore itu aku pun pulang kantor tepat pukul 17.00 dengan naik
ojek menuju stasiun pasar senen, krn kereta akan berangkat pukul 17.12,
aku pukul 17.06 sdh sampailah di stasiun pasar senen. alhasil ada
informasi kereta matarmaja tambahan masih di Semarang,
“wuadduuhhhhh”
mbambongg wessss. Dan akupun duduk manis bersama kedua orang temen yg
senasib menuju Blitar dan Tulungagung inisial SB dan SH. Kemudian ada
pengumuman sekitar 17.30 yg akan tersedia di jalur 1 adalah kereta api
matarmaja reguler, yg padahal jadwal aslinya adalah berangkat 13.40. dan
matarmaja reguler baru berangkat pukul 18.00. hmm gimana nasib saiyaaa
:(
Alhamdulillah akhirnya ada kabar bagus, bahwa matarmaja tambahan akan
masuk dijalur 1 tujuan akhir malang, dan ternyata dengan rangkaian
kereta pengganti, dan feelingku benar, Kode gerbong pada keretanya
adalah SMC yg tak lain adalah milik kereta Tawang Jaya (Pasar Senen –
Semarang Poncol PP). Terparkir di jalur 1 deh, kami bertiga pun beranjak
naik, waktu itu saya di gerbong 5 dan 2 temen saya di gerbong belakang.
Tak lama parkir kereta pun berangkat sekitar pukul 18.20. perjalanan
pun lancar, dan sampai dicirebon bertemu dengan kereta matarmaja
tambahan yg sebenarnya kereta itu adalah akan saya tumpangi, matarmaja
tambahan malang – pasar senen jadwal sampai di pasar senen pukul 12.00
tp blm nyampe jakarta, dan msh dicirebon pukul 21.00an, tinggal nambah 3
jam lg menuju jakarta. Wew
:D

“Three mas Kenthir” Korban banjir semarang
Berhenti lama cirebon isi BBM dl, kemudian di cirebon prujakan jg
begitu berhenti lamaa… dan aku pun tertidur dan bangun2 sampai di
pekalongan sekitar pukul 01.00 dinihari, fuh. Disusul sembrani, disusul
argo anggrek hmmm manteb dahhh. Nah setelah pekalongan kereta banyak
berhenti karena stasiun depan hingga semarang terjadi penumpukan banyak
kereta
:(, dan
di ujung negoro berjejer berdampingan dengan matarmaja reguler sama2 ke
malangnya, yg tadi berangkat dr senen cm selang 30 menitan saja. dan
akupun bertemu mas SH yg bilang kalo mas SB bersama dia di satu gerbong,
yg ternyata sebenarnya tiket dia di gerbong 8, kenyataannya gerbong
hanya sampai 7 saja. wah wah parah parah
:D . luntang lantung gabung di gerbong 6 deh katanya
:D .

Matarmaja Tambahan berjejer dengan KA Harina
Di setiap stasiun berhenti sekitar sejam dan bahkan hingga 2 jam.
Alhasil di waleri jg bejejer lagi dengan matarmaja reguler yaitu sekitar
pukul 5.00 pagi, matarmaja reguler berangkat duluan dan kereta saya
masih tetap parkir. lalu masuk kereta dari barat yaitu dengan KA Harina
(Bandung – Sby Pasar turi PP). Karena harina kereta eksekutif dan bisnis
maka Harina berangkat duluan lalu matarmaja tambahan masih parkir lg
dan masuk lagi kereta dari jakarta berjejer dengan Senja semarang yg
padahal berangkat dari pasar senen pukul 23.00 terkena telat jg. Parkir
lama hingga sekitar pukul 08.00 pagi, akhirnya kereta saya berangkat
duluan drpd senja semarang menuju ke stasiun kalibodri dan parkir lama
lagi, dan berangkat lagi sekitar pukul 09.30. Masuk deh stasiun
kaliwungu dan ketemu lagi deh sm KA Harina. Terlihat dalam jam hape saya
sudah menunjukkan pukul 10.00an, sampai berapa lama kereta ini
terlambat dan sampai jam berapa finish di stasiun akhir. Semeleh deh..
Mencoba Alternatif Lain, Semarang – Solo
Matahari pun sudah mulai terik, ketika waktu sdh menunjukkan sekitar
pukul 10.30an dan sudah masuk tanggal 25 Januari 2014. Kegalauan
menjadi-jadi ketika kita tanya langsung ke Kepala Stasiun Kaliwungu dan
tidak bs memberi jawaban yg memuaskan. “kenapa harus ada susul-susulan
kereta kalu sudah terlambat parah begini?”. Sebagian penumpang yg tujuan
akhir semarang pun putus asa, dan memilih berpindah dengan naik bis,
padahal hanya krg dari beberapa km saja tapi tak tau kapan sampainya.
Hmmm Kami ber3 pun ikut2an galau, dan akhirnya ketambahan ibuk dan bapak
tujuan madiun, akhirnya ber5 memutuskan untuk sambung menyambung naik
bus menuju Solo.
Keputusan bulat yg terlambat sebenarnya, tp apalah daya lebih ada
kepastian daripada menunggu kereta yg tak kunjung bergerak kedepan
:(
. Kami ber5 turun dr stasiun Kaliwungu dan jalan kaki dekat tuk nyari
angkutan bis menuju terminal mangkang, dan dapatlah bus kecil. Sesampai
di terminal mangkang dikasi tahu kenek bus bahwa ada parkir bus patas
jurusan solo, Alhamdulillah akhirny kami ber5 naik tuh bus, namanya saya
lupa, kalau gak salah “ISMO”. Tarif semarang-solo adalah 25rb.
Berangkat sekitar 11.30 dari mangkang, berharap kami bs lebih cepat drpd
menunggu kereta tadi yg blm jelas berangkatnya.
Perjalanan Bus agak kurang greget, patas tetapi menaikkan penumpang dimanapun, jadi terasa bkn bus patas lagi
:(
. Yasudahlah, ini perjalananku tak usah menggerutu, dan jalani dengan
senyum dan keikhlasan. Dan sekitar jam 14.15 lebih, bus mulai masuk
Solo, dan mendapat kabar dr whatsapp temen bahwa matarmaja reguler sdh
lepas gundih dan menuju solo, wah gpp lah Ini merupakan keputusan telat
pindah alternatif lain. Kami ber3 memutuskan untuk ke stasiun
solojebress, dan bapak ibuk tujuan madiun memtuskan lanjut bus dan
berharap kami ber3 bs naik matarmaja reguler di jebres, kemudian Naik
taksi omprengan menuju stasiun jebress, dan sesampai jebress matarmaja
sdh berangkat lagi menuju madiun, gak ketulungan deh
:( .

Kena narsis poto mas SB, di depan Stasiun SoloJebres
Krn ada info dr stasiun akan masuk jalur 1 KA Pasundan, maka kami
ber3 beli lagi deh tiket dengan harga 55rb menuju nganjuk, yg rencana
sambung bus menuju Tulungagung dan Blitar dengan Kawan Kita. KA Pasundan
pun msk jebres dan berangkat lg sekitar pukul 15.25, kami berharap
kalau memang rezeqi ya matarmaja reguler menunggu kita ber3 di madiun
:) .aamiin
Ada kabar tak terduga ketika perjalanan dengan KA Pasundan Solo-Nganjuk.
saya mendapat kabar dari keluarga bahwa istri saya sudah
lahiran dengan normal sekitar pukul 16.10, Alhamdulillah ya Alloh..
begitu perjuangan saya menuju rumah Blitar ini. Dan tak cukup waktu
untuk bisa mendampingi istri dalam proses lahiran, padahal kabar pas
lagi di stasiun Kaliwungu masih buka-an 3. #Subhanalloh. padahal
perkiraanku msh nanti malam dan aku msh sempat menemani
tak lepas dari itu akupun sedikit meneteskan air mata,sedih tak bs
menemani dan terharu istriku berjuang melahirkan normal #Subhanalloh.
Dan perjalanannya saya sudah hampir 24 menuju pukul 17.00
:)
Madiun ketemu, Kertosono mak jebus nang Mburiku
Telah lebih dari satu jam kami ber3 diatas kereta Pasundan, dan
akhirnya akan masuk stasiun madiun. Mendapat kabar dari temen ponorogo
yg turun madiun, bahwa matarmaja reguler sedang terjadi kerusakan
lokomotif sehingga perlu penggantian lokomotif. Dan benar ternyata
informasinya setelah pasundan masuk jalur 1 Stasiun madiun, berjejer lah
dengan matarmaja reguler di jalur 2. Hmmm zonk deh
:D
Dan kami ber3 pun memutuskan untuk pindah ke KA matarmaja reguler,
kemudian KA pasundan berangkat duluan, setelah 5 menitan
diberangkatkanlah matarmaja reguler dari jalur 2 stasiun madiun. Dan
kita mendapatkan snack keterlambatan yg ke2 kalinya. Yg pertama ketika
berada di lintas pekalongan-semarang di matarmaja tambahan.
Bercanda kesana kemari, kenapa kok gak melompat aja sejak bejejer di
ujungnegoro ataupun di waleri semalam. Haha, yaaa perjalanan ini siapa
yg tau. Dan dari awal kita ingin konsisten, kalo naik matarmaja tambahan
ya naik matarmaja tambahan sampai tujuan. Karena faktor kesabaran kami
ber3 sudah di ubun2, yaaa akhirnya kita naik deh matarmaja reguler di
madiun. Setidaknya sdh hampir dekat dengan rumah
:)
Jug jig jag jig jug kita masih dikereta 24 jam
:D
(“jadi nyanyian konyol deh,haha”) , matahari pun mulai tenggelam lagi.
Sampai di caruban bertemu dengan KA malabar tujuan bandung, dan kemudian
berhenti normal di Nganjuk sekitar pukul 18.00 pas azan magrib wilayah
nganjuk dan sekitarnya, Disini menunggu di susul oleh KA Argo Wilis
(“maklumlah kereta ekonomi, tambah ngaret”).
Kereta pun berangkat lagi, dan berhenti lagi deh di stasiun kertosono
yg masuk di jalur 4. Padahal perjalanan normal seharusnya langsung di
stasiun kertosono, akhirnya terjawab “ternyata akan isi BBM” untuk
genset. Takutnya kehabisan solar mati deh semua lampu dan AC nya.
:D
, ketika di kertosono masuk di jalur 1 KA mutiara selatan tujuan
bandung, Gajayan tujuan Gambir (“dalam hatiku, gajayana aja sdh sampe
malang dan istirahat lama dan kembali lg ke jakarta, nah ini kereta saya
sampe malang aja blm”
:D ), setelah isi BBM beres kereta matarmaja reguler pun siap berangkat lg.
Akan tetapi apa yg terjadi, ada informasi bahwa matarmaja tambahan
masuk di jalur 3. What……., hahaha, kita ber3 ketawa. (“Direwangi numpak
bis, numpak taksi, nyambung pasundan lhaa kok mak jebus ketemu karo kowe
maneh tooo matarmaja tambahan..”) haha. Ya nasib sdh, inilah pengalaman
yg konyol. Akan tetapi akhirnya kami ber3 tetap di matarmaja reguler
krn berangkat duluan dari stasiun kertosono, dan si matarmaja tambahan
mungkin gantian ngisi BBM dl.
Dan sampailah di tujuan akhir saya yaitu stasiun Kota Blitar, sekitar
pukul 21.00 dibarengi hujan yg sangat deras. Akupun turun bergegas dari
stasiun blitar menerjang hujan dengan ojek menuju RS Mardi Waluyo,
untuk ketemu keluargaku. dapat dipastikan perjalananku Jakata-Blitar
adalah sekitar 28 Jam. hhmm mak nyuss tenan too. Rasa capek hilang
dengan bertemu sang buah hati yg baru lahir tadi jam 16.10 an,
tertanggal 25 Januari 2014.
Subahnalloh wal hamdulillah

Smg menjadi Anak yg Sholeh. aamiin
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kadang suatu keputusan dalam hidup tidaklah sia-sia,
semua ada nilai dan hikmah. Tak perlu menyesali tetapi ambil hikmah dari
sebalik semuanya itu. Alloh maha tahu, yang diberikan kepada hambanya
adalah yang terbaik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Ditulis di Jakarta, 03 Maret 2014
DNF